‘Jangan melihat seseorang dari
penampilan luarnya saja’. Itulah sepatah kata yang seharusnya terus
diingat oleh kita semua untuk tidak meremehkan orang lain. Boleh jadi
seseorang yang kita anggap hina justru memiliki kedudukan yang tinggi.
Itu juga yang hendak disampaikan dalam sebuah kisah yang kini beredar di
media sosial. Disebutkan dalam cerita tersebut seorang wanita berusia
40 tahun yang baru menjadi direktur di suatu perusahaan, datang membawa
anaknya ke kantor untuk makan.
Saat sang anak membuang kantong plastik makanannya ke lantai, muncul
seorang nenek sambil membawa sapu untuk membersihkan sampah tersebut.
Melihat keberadaan nenek itu, si wanita direktur kemudian dengan senyum
sinisnya berkata kepada anaknya, "Nak, sudah gede ntar rajin belajar ya, jangan jadi kayak dia lihat tuh, udah tua tapi masih ngambil sampah!"
Anaknya yang masih kecil pun hanya mengangguk-anggukkan kepala.
Mendengar apa yang diucapkan oleh si wanita, nenek itu kemudian balik bertanya, "Mohon maaf, numpang nanya, kamu siapa ya di perusahaan ini?”
Bukannya bersikap sopan terhadap orang tua, wanita itu dengan angkuhnya menjawab, "Aku direktur baru di sini... Emang kenapa?"
Sang nenek pun hanya menganggukkan kepala tanpa membalas ucapan si
wanita. Tak lama kemudian datang seorang pria dengan jas rapi dan datang
menghampiri sang nenek.
"Ibu CEO, rapat sebentar lagi akan berjalan, silahkan masuk ke ruangan bu."
Seketika itu juga si nenek membuka jaket lusuhnya dan terlihat baju dan
jas yang rapi di balik jaket tersebut. Ternyata nenek yang dianggap
sebagai tukang kebersihan sebenarnya adalah seorang pendiri perusahaan
itu.
Sang nenek pun kemudian berkata kepada si pria yang menghampirinya, "Mas,
tolong ya cabut jabatan wanita sombong ini, kita gak perlu orang
sombong seperti dia di perusahaan kita, bisa berabe ntar."
Pria itu pun mencatat nomor pekerja wanita angkuh itu dan di hari itu juga si wanita pun dipecat.
Wanita angkuh itu hanya terdiam dan tidak mampu berkata-kata. Sang nenek pun berkata kepada anak si wanita,
"Aku memecat mamamu, berharap kamu mengerti, menjadi orang besar bukan
ditentukan dengan kepintaran orang itu, tetapi bagaimana kita, orang
besar, mampu menghargai orang - orang yang rendah di bawah dan membantu
mereka."